26.6.09

Pilih Asuransi Yang Sesuai

Banyak jalan menuju Roma, banyak cara yang bisa dipilih untuk membiayai pendidikan anak di masa depan. Saat ini, banyak pilihan produk tabungan atau asuransi pendidikan yang dibuat oleh bank dan perusahaan asuransi. Masing-masing produk punya nilai plus-minusnya. Bagi, bank dan asuransi, kebutuhan biaya pendidikan anak merupakan peluang pasar yang menjanjikan.

Tabungan pendidikan adalah produk tabungan yang dibuat oleh bank. Secara berkala, Anda harus menyetorkan duit ke rekening tabungan tersebut. Nilainya disesuaikan dengan target kebutuhan dana pendidikan si anak nantinya.

Bank akan mengunci dana dalam tabungan itu sesuai jangka waktu yang ditentukan. Bedanya, keuntungan dari hasil invetasi tabungan pendidikan lebih tinggi dari bunga tabungan konvensional. Nilainya berkisar 6%-7% per tahun.

Sebenarnya, tabungan pendidikan ini adalah kombinasi antara tabungan dan deposito. Meski punya jangka waktu, nasabah bisa saja mencairkan tabungan tersebut sebelum jatuh tempo. Tentu seperti halnya deposito, nasabah harus bayar penalti.

Agar setoran dana terjamin tiap bulan, bank selalu bekerjasama dengan perusahaan asuransi, lewat produk asuransi jiwa. Jadi, bila suatu saat nanti orangtua meninggal atau mengalami cacat tetap, pihak asuransi bisa mengganti pembayaran setoran ke tabungan pendidikan itu hingga jatuh tempo.

Bagi bank, cara ini lebih aman karena bisa menjamin ketersediaan sumber dana dari nasabah. Model penghimpunan dana pihak ketiga semacam ini juga lebih aman ketimbang produk giro dan deposito. Maklum, jangka waktu produk giro dan deposito lebih pendek. Sedangkan bagi nasabah, manfaatnya bakal berkurang jika mengambil tabungannya sebelum jangka waktu berakhir.

Anda bisa memilih asuransi pendidikan yang dibuat khusus oleh perusahaan asuransi. Karena produk dasarnya asuransi, asuransi pendidikan tak jauh beda dan melekat dengan asuransi jiwa.
Jadi, ada dua manfaat jika pemegang polis meninggal dunia. Yaitu, mendapatkan santunan dan hasil investasi untuk biaya pendidikan anak. Namun jika tidak terjadi risiko kematian, asuransi tetap mencairkan dana pendidikan saat jatuh tempo.

Nah, sebagai produk asuransi, hasil investasi hanya bisa diperoleh kalau pemegang polis meninggal atau sudah jatuh tempo. Jangka waktunya bisa disesuaikan dengan jadwal pendidikan anak ketika dia mencapai jenjang pendidikan tertentu.

Saat ini kebanyakan perusahaan asuransi menggandeng bank untuk menjual produk asuransi pendidikan tersebut. Jadi, bank hanya berfungsi sebagai penjual, sedangkan penanggung jawab produk adalah perusahaan asuransi.

Ada tiga alasan yang membuat perusahaan asuransi mau menggandeng bank.

Pertama, bank punya nasabah lebih banyak sehingga pasarnya sudah jelas.
Kedua, jaringan bank sangat luas.
Ketiga, hubungan antara bank dan nasabahnya cukup erat.

Dari sisi bank, mereka juga menyukai paket bundling semacam asuransi pendidikan tersebut. "Bank tak hanya dapat pemasukan dari fee based income, tapi juga bisa menjalin hubungan jangka panjang dengan para nasabahnya," kata Konsultan Perencana Keuangan Prime Planner Family, M. Ichsan.

Asuransi pendidikan punya keuntungan hasil investasi lebih tinggi ketimbang tabungan pendidikan. Tapi, asuransi tak fleksibel, karena harus menunggu sekitar tiga tahun untuk menghentikan atau menguangkannya. Toh, Mike Rini, konsultan keuangan, lebih memilih asuransi pendidikan. "Perencanaan pendidikan untuk si anak juga termasuk investasi," ujarnya memberi alasan.
(KONTAN, cetak (ed. khusus)-Roy Franedya, Epung Saepudin, Yura Syahrul)
BAJ-Artikel

0 komentar:

Link Binsis


Pengikut